Saturday, January 27, 2007

Makan Basamo

Kemarin siang aku diundang makan siang di rumah jeng Hany .
Sebenarnya undangannya sih jam 13:00, tapi berhubung suatu hil aku baru bisa sampai di rumah jeng Hany jam 14:00. Sebenarnya aku sudah mau on time lho, tapi tiba-tiba ada sesuatu yang tidak bisa aku tinggal ( Sssttt...kalau aku tinggal namanya gak sopan dan yang pasti kuwalat ).

Jam 13:00 aku mengantrikan diri di East Point menunggu taxi. Tumben-tumbenan siang itu taxinya susyaaaaahhh....buangggeeeet....alias langka banget padahal sedang gak hujan lho.
Dengan setianya aku menunggu datangnya pacar eh...maksudku taxi ding....:-). Jam 13:40 aku baru dapat taxi. Setelah mengucapkan salam kepada sopir taxi lalu aku sampaikan tujuanku yang langsung disambut anggukan kepala sopir taxi tsb.

Menjelang masuk Toa Payoh, sopir taxi mulai rese deh.....dengan Singlish-nya yang aku gak paham dia mulai ngoceh dewe.
Dia bilang : No have lah....Lorong I. Aku masih berbaik hati dan aku jelaskan kalau Lorong I itu ada karena aku sudah pernah kesana.
Dia diam, aku pikir diamnya dia artinya paham dan mengerti. Tiba-tiba dia membelokkan taxinya ke Lorong II. Aku masih berbaik hati dan aku protes dengan baik-baik.
Eeeeh...ternyata galakkan dia.....lagi lagi dia ngoceh dengan Singlishnya : Last time I stay here for 10 years, no have lah Lorong I. You must wrong ( beneran ngomongnya gitu lho ).
Terus aku suruh dia untuk tanya ke security atau apalah, akhirnya dia tanya ke seseorang yang kebetulan lewat yang langsung di jawab oleh orang itu dengan mengarahkan telunjuknya ke seberang yang berarti Lorong II.

Wah...disini sopir taxi tambah merasa diatas angin lah. Dia bilang ke orang tsb gini : I told HIM ( masa aku cewek dikira cowok sih...? ) and she not believe ( kali ini dia sadar aku cewek ).
Aku jadi nyolot banget deh.....kali ini aku sudah kehilangan kesabaranku, setengah teriak aku jelaskan sekali lagi kalau aku mau Lorong I bukan Lorong II apa III.
Terus aku telpon jeng Hany untuk memastikan kalau memang aku betul dan sopir taxi itu juga mendengarkan pembicaraanku dengan jeng Hany.

Setelah cukup informasi dari jeng Hany, sopir taxi tsb akhirnya meluncur ke Lorong I. Kali ini dia sudah tidak ngeyel lagi, malu 'kali ya...? Sudah salah ngeyel pula. Dia bilang kalau dia tidak tahu kalau ada Lotong I.
Huuuh....aku bener-bener gondok banget sama sopir taxi ini. Sebel sama ngeyelnya itu. Seenak udelnya dia sendiri mau nurunin aku Lorong II dan Lorong III.
Kalau cuma gak tahu sih aku masih maklum, toh bisa tanya githu sama orang asal jangan sok tahu seperti dia itu.

Oh ya setiba aku di rumah jeng Hany ternyata sudah banyak teman-teman lain yang sudah pada datang.
Jeng Hany sendiri saat itu sedang sibuk dengan sate kulitnya. Makanannnya banyak bener ada sate ayam, sate kulit, nasi putih, nasi kuning dan soto Bandung yang segaaaaaaarrrrrr banget itu.

Matur nuwun jeng Hany....terima kasih jangan bosen ya ngundang aku lagi......hihihihhii.
Bulan depan gantian di rumahku ya jeng....?
Nanti kalau aku sudap siap graaak....tak kabarin.

Thursday, January 25, 2007

Oleh-oleh dari negeri jiran

Terbawa rasa iri setelah membaca dan melihat blog teman-teman yang membahas dan juga memajang photo-photo masakan Padang, kemarin waktu aku di KL kesempatan untuk makan di warung Padang tidak aku lewatkan.

Selama 5 hari dan 4 malam aku di KL, 3x aku makan di warung Padang. 2x aku makan di Restoran Maju Garuda yang berlokasi di No 2, Ground Floor, Wisam Kosas. Jalan Melayu Off Jalan Masjid India. ( Begitu nama dan alamat yang tertulis di kartu nama ). Dan 1x makan di warung Padang yang terletak di Jalan Raja Alang - Kampung Baru. Rasanya yang jelas enak...tapi sambel ijo-nya bagi lidahku kurang mak nyoooossss....:-)).
Aku yang dari dulu tidak pernah suka sama yang namanya sate Padang, karena bagi aku bumbunya terasa aneh di lidah, dengan rasa penasaran yang teramat tinggi akhirnya aku pesan juga.

Harganya murmer banget deh.......harus kesana lagi kalau kapan-kapan aku pergi ke KL. Gulai tunjangnya bo' gak tahan.....ueenaaak.....bikin ketagihan.


Thursday, January 18, 2007

Ketiban Rendang

Kemarin pagi ketika aku sedang meng-Upik Abuk-kan diri datanglah sms Teteh manis ini .
Isinya....?. Tulisan dong.....hehehehehe.... Isinya Teteh manis ini nanti sore mau datang ke rumahku, mau nganter rendang.

Asyik gak tuh....?. Asyiiiiik......banget. Aduh...siapa yang nolak coba mau dianterin rendang. Aku jadi gak enak body, padahal waktu aku isi comment di blognya Teteh manis ini kan hanya bercanda, basa basi penuh harap. Lho....?.
Nuhun pisan 'nya Teteh.....

Malam kira-kira jam bearapa ya...mungkin jam 19:30-an Teteh manis ini datang dengan rendangnya. Makasih banyak ya Teh....
Rendang langsung aku jadikan menu makan malamku. Rasanya...?. Jangan ditanya !!!. Ueeennnaaaakkkk....tenin...sungguh deh bukannya aku muji biar dikasih lagi, tapi memang enak koq.
Aku lupa untuk mengabadikannya karena rendang tsb langsung meluncur ke perutku. Tentunya terlebih dahulu melewati kerongkonganku dulu.

Tuesday, January 16, 2007

Selamat jalan Bude....

Hari Sabtu pagi tgl 13 Januari 2007, saat aku masih di Kuala Lumpur diantara nyawaku yang belum ngumpul, maklum aku belum 100% terbangun dari tidurku aku dikejutkan oleh bunyi suara SMS.
Dengan masih ngantuk-ngantuk aku baca tampilan yang ada di layar HP-ku. Dari mbak Is, kakakku yang di Semarang. Isinya singkat dan padat : " Saat ini aku dalam perjalananan ke rumah bude. Bude dalam keadaan kritis "

Deeeggg.....hatiku berdebar kaget !. Badanku langsung lemas. Budeku ini adalah kakak dari almarhumah ibuku. Diatasnya almarhumah ibuku persis. Dari pihak ibuku, hanya tinggal 2 bude yang masih tersisa.
Dan budeku ini adalah satu-satunya bude yang mempunyai kelebihan kasih sayang kepada aku dan saudara-saudara kandungku.
Semua bude-budeku juga sayang sama aku dan sauda-saudaraku, tapi kami setuju kalau budeku ini adalah satu-satunya bude yang paling sayang dan paling mencintai kami.
Intinya budeku mempunyai kasih sayang, perhatian dan cinta yang berlebih kepadaku dan saudara-saudara kandungku.

Kalau aku datang berkunjung atau aku ketemu beliau, belum pernah budeku ini tidak menangis. Pasti bude akan menangis. Dengan suaranya yang halus dan lembut, bude pasti akan bicara : " Oalah...nduk...nduk....sliramu wis omah-omah ngene koq ibumu ora menangi yo nduk...? Mungguh senenge ibumu nek ibumu iso pirso kabeh dho pating jlager gede-gede".
Maka biasanya runtuhlah airmatanya kalau sudah bicara seperti itu. Secara budeku sangat dekat sekali hubungannya dengan almarhumah ibuku, jadi aku bisa mengerti setiap budeku melihat anak-anak almarhumah adiknya pasti dia akan menangis.

Hari Sabtu itu aku paksakan diri untuk keluar jalan-jalan ke KLCC, sepanjang jalan Raja dan juga Masjid India. Hatiku gak bisa 100% enjoy, sebentar-sebentar aku melihat HP-ku, takut ada SMS masuk dan aku tidak mendengarnya.
Saat aku makan siang di warung Padang " GARUDA" di Jalan Masjid India, hatiku sudah gak karu-karuan. Setelah suapan terakhir, kira-kira jam 14:45 waktu Malaysia aku telpon mbak Is.

Aku : "Mbak Is, piye bude ?"
Mbak Is : " Lho...opo durung ngerti, aku kan mau wis kirim sms "
Aku : " Sms opo...? Dari tadi gak ono sms masuk soko mbak Is koq !"
Mbak Is : " Aku wis kirim mau....bude wis sedho jam 12:45 WIB !"
Aku : Huh....*langsungnangis*

Aku jengkel banget kenapa sms dari mbak Is gak masuk. Saat aku di KL aku memang pakai local number, aku beli di KLIA. Aku pakai CELCOM.
Apa Celcom gak bagus ya...?. Aku langsung telpon sepupu-sepupuku, anak-anaknya budeku ini. Aku sudah tegarkan diri aku gak mau nangis, pertama aku malu karena saat itu aku sedang di warung Padang yang kebetulan lagi banyak orang.
Pertama aku telpon mbak In, usianya 1 tahun diatasku.

Aku : Mbak In, aku ikut berduka cita....
Mbak In : Diiiik....bude....diiiik....bude.....bude wis ora ono ( sambil nangis kejer )
Aku : *gakbisa ngomong* pecah lagi tangisku...kali ini lebih keras dari yang pertama.

Terus telpon di oper ke mas Joko ( anaknya bude yang pertama )
Aku : Mas..... ( aku sudah gak bisa ngomong ) *pecah lagi tangisku*
Mas Joko : Sampun dik....ampun nangis, sing ikhlas nggih dik. Nyuwun pangapunten menawi bude kagungan lepat nggih.

Aku benar-benar gak malu, hampir semua orang yang ada di warung itu melihatku. EGP ah....mana mereka tahu kalau aku sedang sedih kehilangan budeku ? Iya kan ?. Nangis mah nangis aja wong sedih koq.

Aku jadi ingat pertemuan terakhirku dengan budeku, yaitu lebaran tahun 2006. Hari pertama lebaran yaitu hari Selasa tgl 24 Oktober 2006, setibaku di airport Adi Sucipto aku langsung menuju rumah budeku.
Saat itu bude sebenarnya sudah sakit malah sudah berkali-kali keluar masuk RS. Berhubung keponakan-keponakannya datang, bude berusaha sehat dan ngobrol dengan kami.
Kedatanganku ke rumah bude lebaran itu memang special untuk membayar utangku pada bude. Aku utang janji sama bude.
Selama ini kalau lebaran aku selalu ngendon di Jakarta atau kadang di Bandung.

Aku masih ingat waktu bulan April 2006, mbak Is sms aku. Mbak Is bilang bahwa dia sedang di rumah bude nengok bude yang sakit.
Seketika itu juga aku langsung telpon mbak Is dan ngobrol dengan bude. Seperti biasa budeku pun nangis.

Bude : Nduk....kapan sliramu kondur ndeso nduk...tilik budemu...?"
Aku : "Inggih bude mbenjang lebaran nggih bude, Insya Allah kulo tak mantuk"
Bude : " Bodho ( lebaran ) nduk...?"
Aku : "Inggih bude"
Bude : " Jik suwi men tho nduk....jik 6 wulan!"

Nah....percakapanku dengan bude lewat telpon itu selalu membayangiku dan merupakan utang yang harus aku bayar. Makanya lebaran kemarin aku berlebaran di Jawa Tengah. Aku tidak mau mengecewakan budeku.
Gak tahu saat itu koq bisa-bisanya aku bilang ke mbak Enny ( mbakku yang di Bandung ) begini : " Mbak....kita lebaran mulih niliki bude yoook.....mumpung bude tesih sugeng, jangan sampai kita nanti menyesal mbak !"

Eh...ternyata betul. Lebaran kemarin adalah pertemuan terakhirku dengan budeku. Ada cerita yang sampai sekarang kalau aku mengingatnya aku jadi sedih.
Waktu lebaran kemarin, aku ninggali sedikit uang untuk bude. Ternyata uang tsb tidak sepenuhnya digunakan untuk berobat. Sepulang dari RS bude minta dianter ke toko emas karena dia ingin beli cincin untuk kenang-kenangan.
Bude tidak bisa turun dari mobil yang membawanya, jadi pegawai toko emas tsb yang membawa beberapa cincin ke dalam mobil dimana budeku menunggu.

Sesaat setelah bude membeli cincin, bude bicara kepada sepupu-sepupuku bahwa walau dia tidak punya uang sekalipun, dia tidak akan pernah menjual cincin tsb. Bude bilang : " Nganti pegat umurku, aku ora arep ngedol cincin iki. Cincin iki tanda mata soko keponakanku ".

Oh ya...SMS yang mbak Is kirim hari Sabtu tgl 13 Januari 2007, jam 13:01 WIB yang mengabarkan kalau bude sudah meninggal dunia akhirnya masuk ke Hp-ku hari Minggu tgl 14 Januari 2007 jam 02:15-an dini hari. Setelah itu berturut turut masuk sms-sms yang lain. Ada yang kirim hari Sabtu jam 09:38 WIB, ada yang kirim hari Sabtu jam 12:15 dst. Tapi semua masuknya hari Minggu dini hari. Gileeeee.....banget.
Sebelumnya saudara-saudaraku juga bilang bahwa mereka kesulitan untuk mengirim sms ke no Celcom-ku. Kata mereka gagal maning...gagal maning...!!!!!
Kalau lain kali aku ke Malaysia, aku KAPOK deh gak akan pakai CELCOM lagi.
Aku bener-bener gondok, padahal itu berita penting koq gak bisa sampai saat itu juga ? Padahal inbox-ku ya gak penuh ?

Selamat jalan budeku tercinta.........Aku akan selalu mengenang kebaikan dan kebeningan hatimu. Aku akan selalu mengenang ketulusan kasih sayangmu. Terima kasih bude sudah mengisi hatiku yang haus akan kasih sayang ibu....

Wednesday, January 10, 2007

Libur nge-blog.

Nge-blog-nya libur dulu ah sampai hari Minggu tgl 14 Jan 2007. Mau pergi ke negeri jiran sebentar.

Friday, January 05, 2007

Kartu pos

Kemarin siang aku dapat kejutan. Pas aku melongok kotak surat eh...ada kartu pos yang melambai lambai kepadaku. Hhhmmm.....dari siapa pikirku....?. Kayaknya saat ini gak ada keluargaku atau temanku yang sedang lan jalan.
Secepat kilat aku ambil dan aku baca....olala....ternyata dari jeng Hany .
Matur nuwun banget jeng.....wah...kejutan banget. Soalnya jaman sekarang kan orang sudah sangat dimudahkan dan dimanjakan sekali dalam hal berkomukasi. Ada HP, ada SMS, ada email dll. Dan kartu pos menjadi pilihan yang kesekian.

Aku pribadi termasuk orang yang malas banget menulis kartu pos. Kadang kalau aku sedang lan jalan ke suatu tempat, hanya gayanya aja beli kartu pos. Aku pilih gambar-gambar yang bagus dan di kepalaku sudah tersusun nama-nama orang yang akan aku kirimi kartu pos.
Begitu balik ke hotel, kartu pos itu aku cuekkin aja gak aku sentuh sama sekali. Atau seandainya pun kartu pos tsb aku sentuh, tiba giliran ngeposinan yang malas atau aku lupa.
Ada aja deh alasannya.

Makanya aku terkejut dan senang banget kemarin ini dapat kiriman kartu pos dari jeng Hany.
Tapi koq ya telat banget sampainya yo jeng.....? Di kartu pos tertanggal 28 Dec 2006, eh sampai ke alamatku tgl 4 Jan 2007. 1 tahun jeng....1 tahun...bayangin aja....cuma beda kecamatan koq segitu lamanya sampai ya ? Apa karena gak pakai kode pos ya jeng ?
Gimana gak 1 tahun...dari tahun 2006 sampai tahun 2007, 1 tahun kan...? Hihihihihiihi....

Hayoo....siapa yang mau kirimin aku kartu pos...? Aku tunggu....

Wednesday, January 03, 2007

Berlin, Dusseldorf & Hannover



Setelah beristirahat beberapa hari di Holland, aku melanjutkan kembali perjalananku. Kali ini ke Germany tepatnya Berlin, Dusseldorf, Ratingen dan Hannover.
Sudah lama sekali aku ingin pergi ke Berlin. Tak lain tak bukan aku ingin melihat tembok Berlin, eh sudah gak ada ding...cuma ada sedikit yg masih tersisa.

Tembok Berlin atau Die Berliner Mauer, di bangun pada tgl 13 Agustus 1961 oleh pemerintah komunis dibawah pimpinan Walter Ulbricht.
Tembok Berlin ini memisahkan antara Berlin Barat dan Berlin Timur. Mula-mula tembok atau batas pemisah ini hanya berupa kawat-kawat berduri. Tetapi lama kelamaan akhirnya dibangun tembok yang akhirnya benar-benar memisahkan antara Berlin Barat dan Berlin Timur.

Mereka yang tadinya masih hidup berdampingan dengan saudara, teman, kerabat atau tetangga mereka, tiba-tiba mereka harus dipisahkan oleh tembok.
Sebelum dibangun tembok yang terbuat dari batu ( masih kawat berduri ) untuk melakukan kontak dengan orang lain mereka akan melakukannya dengan pembatas kawat berduri itu. Mereka bisa bercakap-cakap dan bertatap muka tapi dengan pembatas kawat berduri tsb. Menyedihkan sekali ya ?
Mereka masih bisa berjabat tangan tapi tetap dengan kawat berduri menjadi pembatas mereka.

Setelah dibangun tembok yang terbuat dari batu, mereka benar-benar terpisahkan. Kalau mereka yang dari Berlin Barat mau ke Berlin Timur mereka harus melewati check point. Waktu aku pergi ke museum aku melihat sebuah photo yang sangat menyedihkan. Di situ diceritakan, antara orang tua yang terpisah dengan anak perempuanya oleh tembok ini. Saat anak perempuannya menikah, orang tua ini hanya bisa melihat anaknya dari jendela rumah mereka. Dan anak perempuan tsb hanya bisa melambai-lambikan tangannya kepada orang tuanya. Duuh....ngenes ya...?.

Atau ada lagi, hanya untuk bisa melihat teman atau saudara mereka yang berada di seberang tembok, mereka harus rela naik tangga atau memanjat tembok supaya bisa melihat ke seberang tembok tsb.
Mereka terkungkung diantara tembok itu selama 26 thaun. Lama sekali ya..? Dan akhirnya pada tahun 1989 tembok Berlin itu berhasil di robohkan.

Setelah bermalam di Berlin, keesokan harinya aku melanjutkan perjalanananku ke Hannover dan bermalam disana.