Tuesday, April 24, 2007

Akal Bulus

Sudah hampir 2 bulan belakangan ini Verna mengeluh tentang sepupunya ( sepupu jauh ) yang bernama Nora. Nora bekerja seperti Verna di daerah Batangas, kira kira 2 jam dari Manila.
Selama hampir 2 bulan ini Nora tidak pernah membalas SMS yang Verna kirimkan kepadanya. Kalaupun Verna menelponnya hanya nada sambung yang terdengar tanpa Nora pernah mengangkatnya.

Verna merasa khawatir takut terjadi apa apa dengan Nora. Aku tanya Verna apa dia punya nomer telpon temannya Nora, yang langsung dijawab Verna dengan kata tidak.
Kemarin sore saat aku sedang memasak di dapur, Verna kembali bercerita bahwa kemarin dia kirim SMS ke Nora tapi sampai sekarang tidak ada balasan.

Sambil terus memasak aku bilang ke Verna : "Kamu kerjain aja Nora, bilang kalau besok pagi kamu akan pulang ke Manila !".
AJAIB......gak sampai 5 menit setelah SMS itu dikirim, Nora langsung membalas SMS Verna. Ha...ha...ha...ha...ha....aku dan Verna tertawa terbahak bahak....BERHASIL....BERHASIL....!!!!!

Kata Nora di SMS-nya sih dia gak punya pulsa......makanya dia gak pernah balasa SMS Verna.
Tapi memang sih tarif SMS di Philippines itu teramat mahal. Untuk 1 global SMS tarifnya P15 atau kira kira Rp 3000,- an. Lumayan mahal kan kalau dibanding tarif global SMS di Singapore yang hanya 15cent/ SMS....? Atau tarif global SMS di Indonesia yang hanya Rp600/SMS.

Memang di Philippines tidak semuanya murah. Untuk listrik dan telephone tarifnya maharani alias mahaaaaaaaaaal......buaaaaaangeeeeet.
Pokoknya ampuuuuun deh mahalnya......
Oh ya, sampai sekarang Verna belum membalas SMS dari Nora lho......hihihhihihihihi.....
Terkadang akal bulus juga diperlukan.....

Friday, April 13, 2007

Ginger lesbi....?


Aku curiga nih sama si Ginger kucing yang montok tok...ini, jangan jangan Ginger ini lesbi ya....?
Jenis kelamin Ginger jelas jelas perempuan wong ada teteknya koq, tapi dia asli gak suka sama yang namanya laki laki. Kangmasku sering banget dicakarnya atau digigit tangannya. Eh...gak digigit ding, tepatnya berusaha dilalapnya.

Tapi anehnya kalau sama aku manjanya minta ampun. Ada ritual khusus setiap paginya. Begitu aku buka pintu, pasti dia akan segera menggelosorkan diri di bangku panjang atau lantai dan minta aku untuk mengelus elusnya.
Kalau aku berhenti sebentar dia akan meyeruduk tanganku.

Sebelnya lagi dia gak mau makan kalau yang "menyajikan atau menghidangkan" adalah Verna.
Ginger akan memandangi saja makanannya tanpa mau memakannya ataupun menyentuhnya.
Begitu aku tuang makanan ke mangkoknya serta merta dia akan melompat dan nyam...nyam...nyam...memakannya sampai ledis.

Tapi pernah juga aku dicakarnya. Ceritanya aku baru pulang dari supermarket. Aku bawa belanjaan kiri kanan. Aku lihat Ginger sedang leyeh leyeh di peraduannya. Berhubung aku sedang repot banget dengan tas belanjaanku, aku tidak begitu memperdulikan Ginger. Aku hanya menyapanya : "Hi Ginger...!"
Setelah itu aku sibuk mengaduk aduk isi tasku mencari kunci rumah, dan dilanjut dengan aku mondar mandir bawa tas belanjaanku ke dalam rumah.

Saat itu aku belum ada waktu untuk sekedar mengelus Ginger. Lagi asyik asyiknya aku menenteng tas belanjaanku ke dalam rumah, tiba-tiba aku merasakan betisku terasa perih.
Ternyata....Ginger telah berhasil mencakar betisku dengan sukses.
Mungkin Ginger merasa marah dan sebel karena aku cuekkin.
Huh...kalau aku gak kasihan, saat itu juga rasanya aku ingin banget memotong buntutnya untuk aku jadikan sop buntut.....

Sop buntut kucing.....? Tidak lah yaaaaa.....becanda aja koq....hihhihihihihihihihi....

Monday, April 09, 2007

Kunjungan sesaat.


Hari Kamis tgl 5 April pagi aku mendapat kunjungan sesaat dari temanku yang tinggal di Holland dan yang sudah aku anggap sebagai saudaraku.
Sudah cukup lama aku tidak bertemu dengan mbak Lia sekeluarga. Terakhir aku bertemu dengannya bulan Okt 2005 saat aku mengunjunginya.

Walau sudah lama kami tidak bertatap muka, tapi komunikasi diantara kami tetap terjalin baik. Komunikasi tidak kami lakukan setiap hari mengingat kesibukan mbak Lia yang sekarang sedang repot-repotnya dengan hadirnya di kembar. Kadang 1 bulan sekali atau kadang malah 2 bulan sekali. Tapi walaupun begitu tidak menjadikan hubungan pertemanan kami menjadi renggang.

Dalam berteman memang membutuhkan saling pengertian, perhatian dan yang paling penting adalah saling menghargai.
Dan bagi aku pribadi dalam menjalin pertemanan aku tidak akan pernah memandang siapa dia, pekerjaannya apa, punya rumah berapa, punya mobil berapa dan punya emas berapa kilo dll.
Kalau aku sudah memutuskan menjalin pertemanan dengan seseorang, aku akan menerima temanku dengan apa adanya tanpa embel embel yang lain.
Kasarnya aku tidak perduli siapa dia yang penting orang tsb baik sama aku, tidak menyakiti aku dan tidak merugikan aku. Simple kan....?

Aku suka heran dan tertawa ngikik kalau masih ada orang yang suka menyelidiki atau mencari informasi tentang materi (harta ) seseorang sebelum orang tsb memutuskan untuk menjalin pertemanan.
Harta atau kekayaan bukan segala galanya. TIDAK SEMUA YANG BERKILAUAN ADALAH EMAS. Sekarang yang imitasi malah lebih bagus bentuk dan modelnya lho...!. Malah lebih genjreng dan berkilauan.....hihihihhihihi.....
Ups....jadi ngelantur. Tapi memang begitulah gaya pertemananku.

Begitu juga dengan mbak Lia ini. Aku menjalin hubungan dengan mbak Lia dan keluarganya sejak tahun 1999 saat kami masih sama-sama tinggal di Philippines.
Dan alhamdulillah pertemanan kami berjalan mulus dan sudah seperti saudara. Aku kenal keluarganya mbak Lia sampai ke ipar-iparnya . Begitu juga sebaliknya.
Alhamdulillah sekarang mbak Lia dikarunia putri kembar walau dengan perjuangan yang sangat berat. Mengingat mbak Lia tidak bisa hamil secara natural, akhirnya bayi tabung menjadi pilihannya.

Saat aku berkunjung ke Holland, aku sempat beberapa kali mengantar mbak Lia ke RS untuk progam bayi tabung tsb.
Alhamdulillah....semua berkat Allah SWT, akhirnya tgl 28 Juni 2006 lahirlah si kembar yang diberi nama Wima dan Rima.

Nah....gimana dengan cerita kunjungan sesaat itu ?. Seminggu sebelum mereka pulang ke Jakarta, kang Syarif suaminya mbak Lia sms aku kasih tahu bahwa tgl 4 April mereka mau pulang ke Jakarta dan sampai di Singapore tgl 5 April pagi.
Mereka akan transit di Singapore selama 3 jam. Kami sudah janjian untuk bertemu di Changi airport.
Singkat cerita pagi pagi sebelum jam 07:00 pagi aku sudah meluncur ke Changi airport. Yang tadinya hanya mau ngibril ngibril di airport, akhirnya mereka memutuskan untuk kerumahku.

Wah......aku senang banget dong....walau hanya 3 jam tapi kan tetap saja berharga. Sayangnya saat itu aku belum masak ( jadwal masakku sore hari ).
Terjadilah huru hara didapur.....breeeeeng....breeeeng....breeeeng.....sreeeettt.....srooooot.....maka jadilah menu ala kadarnya sekedar untuk sarapan pagi.
Untung saat itu tidak ada peristiwa wajan terbang lho.....hihihihihihi.

Si kembar rupanya kecapekan sekali. Mereka langsung tidur, walau hanya sebentar.
Ini nih pose si kembar saat bobo.....

Wednesday, April 04, 2007

Lega...Lega...Lega...

Duuuh....lega rasanyaaaaaaaa.......!!!!! Akhirnya rasa deg-degan dan senewenku yang selama berhari hari menghinggapiku hilang musnah juga.
Hiiiii...apaan sih kesannya heboh banget yak...?
Ah sebodo amat orang mau bilang aku norak kek atau heboh kek....aku gak pikirin, kalau kata kangmasku EGP ah...!

Hari Senin sore kemarin akhirnya gigiku dicabut juga. Sebelum tiba hari eksekusi itu, aku heboh tanya kesana kemari, cari tahu bagaimana rasanya kalau gigi dicabut.
Hampir semua orang mengatakan cabut gigi itu tidak sakit, tidak terasa dll karena kan diinjeksi dulu sebelumnya.
Waduh...walau aku sudah mengantongi banyak informasi yang menguatkan hatiku bahwa cabut gigi itu tidak sakit dan bakal apik-apik wae tapi tetep hatiku gedumbrengan gak karu-karuan.

Yang selalu muncul dikepalaku adalah...wong gigi kokoh surokoh gitu koq dicabut....gimana rasanya....gimana prosesnya....berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencabut gigi yang kokoh surokoh itu...?. Dasar norak dan udik ya...?. Biarin !
Apalagi dulu aku pernah baca di detik.com yang memberitakan bahwa ada pasien yang meninggal dunia setelah dicabut giginya. Nah lho....bertambah kencang lah degub jantungku.
Serem kan....? Bagaimanapun aku kan masih pingin hidup....masih pingin cekakak cekikik dengan teman-temanku.

Singkat cerita hari eksekusi akhirnya tiba juga. Sesaat setelah aku sampai disana, aroma khas dari ruangan dentist menyergapku. Seketika itu juga aku menjadi senewen. Tiba tiba aku mual, pusing dan pingin pipis plus keringat dingin.
Kangmasku menyodorkan air putih dan langsung aku tolak. Boro boro aku pingin minum, yang ada aku pingin lari sekencang-kencangnya dari tempat ini.

Resah, gelisah dan basah menunggu namaku dipanggil. Tidak berapa lama kemudian namaku dipanggil. Dengan langkah yang berat akhirnya aku masuk. Saat dokter menyapaku aku sudah kehilangan nafsu untuk berbicara ataupun tersenyum.
Harus kuakui dokternya baiiiik banget, ramah, telaten ,tidak sombong dan sssttttt.....ganteng !.
Ini sangat berbeda sekali keadaannya kalau dibandingkan dengan dokter wanita yang di East Point. Sudah jutek, sombong dan tidak telaten.

Pertama mas dokter ini kasih penjelasan ke aku bahwa nanti aku akan diinjeksi. Saat diinjeksi mungkin akan terasa sakit sedikit dan diminta aku tidak menutup mulutku.
Terus dia jelasin lagi setelah gigiku dicabut, nanti lobangnya akan di sumpel ( duh...bahasanya yak...kasar amat...! ) dengan ini ( dia menunjukan sebuah cube berwarna putih seperti busa ).
Belum cukup sampai disitu dia jelasin lagi apa yang harus aku lakukan setelah gigiku dicabut dan apa yang harus aku lakukan seandainya terlalu banyak keluar darah dll. Pokoknya komplit deh.

Kali ini giliran gusiku diinjeksi, sambil menunggu sang obat bereaksi mas dokter ini terus "bercerita" bahwa nanti bibirku yang sebelah pasti akan terasa beda dibanding dengan yang sebelahnya lagi. Jangan kaget juga seandainya saat aku minum nanti dan aku tidak bisa mengontrolnya. Jangan kaget pula kalau nanti mulutku terasa pahit dll.
Gileeee....mas dokter ini bener2 rajin "bercerita" deh.

Melihat aku yang gak ada responnya, mas dokter ini seakan tahu kalau aku memang bener-bener ketakutan. Dia bilang, jangan takut, aku jamin kamu akan baik baik saja, relax saja jangan tegang.

Dalam hati aku misuh-misuh, walau kamu hibur-hibur kayak apa juga wong takut ya takut aja lah. Rasa takut itu kan tidak bisa dibeli dengan uang....
Setelah gusiku mati rasa, mas dokter menekan gigiku untuk memastikan apakah aku masih merasakan sakit atau tidak.
Memang gak terasa sakit, cuma ya terasa ada yang menekan gigiku. Eeeeh....dokter ini malah menyodorkan alatnya kepadaku supaya aku mencoba menekan gigiku sendiri.
Waduuuuh....waduh...mas ....mboten mawon mas.....kulo pilih merem daripada harus melihat alat tsb.
Waktu aku merem, dokter itu sempet bilang, gak usah merem....melek aja jadi nanti kamu bisa melihat saat aku cabut gigimu.
Emoh....emoh...emoh...mas...aku ora wani...sumprit mas....!!!!!!

Saat tiba waktunya dokter mencabut gigiku, aku seakan merasakan gigiku diputer gitu. Nah disini aku sempet berontak. Kakiku gejol gejol ( apa ya bhs Indonesianya....? ).
Wis...pokokke heboh deh. Entah karena imaginasiku saja atau bagaimana aku koq merasakan sakit sedikit saat itu. Akhirnya aku diinjeksi lagi. Gak berapa lama dokter beraksi lagi. Kali ini aku merem rapet sambil tanganku mencengkeram kursi dan kedua jempol kakiku macek.
Gak sampai 5 menit dokter sudah berhasil mencabut gigiku.
Asli aku gak merasakan apa apa saat gigiku dicabut.

Aku merasa "gilo" dan bergidik saat dokter menyerahkan gigiku kepadaku dan menerangkan bahwa bagian ini lho yang crack.
Aneh ya lihat gigi sendiri koq "gilo"...?. Gimana gak gilo wong ada akarnya gitu.....
Sampai sekarang kalau aku ingat hari eksekusiku aku suka bergidik lho.
Walaupun cabut gigi itu tidak sakit, aku berharap ini yang pertama dan terakhir kalinya aku berurusan dengan dentist.
Selama ini aku merasa beruntung sekali, karena sampai umurku jebrot begini aku belum pernah merasakan sakit gigi, eh ternyata aku harus merasakannya juga.

Sekarang laguku ganti dong......
Daripada cabut gigi lebih baik aku angkat besi.....biar jadi sexy.....
Rela....rela...rela...aku jadi sexy....rela...rela...rela aku jadi sexy.
Hihihihihhiih...sexy kan bukan berarti buka bukaan lho...sexy kan bukan berarti porno lho....sexy kan bukan berarti vulgar lho......
*nyanyilagiah*

Oh iyah....sekarang aku sudah lega banget deh....beban pikiranku sudah hilang bersamaan dengan hilangnya gigiku.
Walau aku ompong......aku tetap manis koq. *gubraaaak*jedeeerrrr*pletaaaak.....*!!!!!!.