Wednesday, April 04, 2007

Lega...Lega...Lega...

Duuuh....lega rasanyaaaaaaaa.......!!!!! Akhirnya rasa deg-degan dan senewenku yang selama berhari hari menghinggapiku hilang musnah juga.
Hiiiii...apaan sih kesannya heboh banget yak...?
Ah sebodo amat orang mau bilang aku norak kek atau heboh kek....aku gak pikirin, kalau kata kangmasku EGP ah...!

Hari Senin sore kemarin akhirnya gigiku dicabut juga. Sebelum tiba hari eksekusi itu, aku heboh tanya kesana kemari, cari tahu bagaimana rasanya kalau gigi dicabut.
Hampir semua orang mengatakan cabut gigi itu tidak sakit, tidak terasa dll karena kan diinjeksi dulu sebelumnya.
Waduh...walau aku sudah mengantongi banyak informasi yang menguatkan hatiku bahwa cabut gigi itu tidak sakit dan bakal apik-apik wae tapi tetep hatiku gedumbrengan gak karu-karuan.

Yang selalu muncul dikepalaku adalah...wong gigi kokoh surokoh gitu koq dicabut....gimana rasanya....gimana prosesnya....berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencabut gigi yang kokoh surokoh itu...?. Dasar norak dan udik ya...?. Biarin !
Apalagi dulu aku pernah baca di detik.com yang memberitakan bahwa ada pasien yang meninggal dunia setelah dicabut giginya. Nah lho....bertambah kencang lah degub jantungku.
Serem kan....? Bagaimanapun aku kan masih pingin hidup....masih pingin cekakak cekikik dengan teman-temanku.

Singkat cerita hari eksekusi akhirnya tiba juga. Sesaat setelah aku sampai disana, aroma khas dari ruangan dentist menyergapku. Seketika itu juga aku menjadi senewen. Tiba tiba aku mual, pusing dan pingin pipis plus keringat dingin.
Kangmasku menyodorkan air putih dan langsung aku tolak. Boro boro aku pingin minum, yang ada aku pingin lari sekencang-kencangnya dari tempat ini.

Resah, gelisah dan basah menunggu namaku dipanggil. Tidak berapa lama kemudian namaku dipanggil. Dengan langkah yang berat akhirnya aku masuk. Saat dokter menyapaku aku sudah kehilangan nafsu untuk berbicara ataupun tersenyum.
Harus kuakui dokternya baiiiik banget, ramah, telaten ,tidak sombong dan sssttttt.....ganteng !.
Ini sangat berbeda sekali keadaannya kalau dibandingkan dengan dokter wanita yang di East Point. Sudah jutek, sombong dan tidak telaten.

Pertama mas dokter ini kasih penjelasan ke aku bahwa nanti aku akan diinjeksi. Saat diinjeksi mungkin akan terasa sakit sedikit dan diminta aku tidak menutup mulutku.
Terus dia jelasin lagi setelah gigiku dicabut, nanti lobangnya akan di sumpel ( duh...bahasanya yak...kasar amat...! ) dengan ini ( dia menunjukan sebuah cube berwarna putih seperti busa ).
Belum cukup sampai disitu dia jelasin lagi apa yang harus aku lakukan setelah gigiku dicabut dan apa yang harus aku lakukan seandainya terlalu banyak keluar darah dll. Pokoknya komplit deh.

Kali ini giliran gusiku diinjeksi, sambil menunggu sang obat bereaksi mas dokter ini terus "bercerita" bahwa nanti bibirku yang sebelah pasti akan terasa beda dibanding dengan yang sebelahnya lagi. Jangan kaget juga seandainya saat aku minum nanti dan aku tidak bisa mengontrolnya. Jangan kaget pula kalau nanti mulutku terasa pahit dll.
Gileeee....mas dokter ini bener2 rajin "bercerita" deh.

Melihat aku yang gak ada responnya, mas dokter ini seakan tahu kalau aku memang bener-bener ketakutan. Dia bilang, jangan takut, aku jamin kamu akan baik baik saja, relax saja jangan tegang.

Dalam hati aku misuh-misuh, walau kamu hibur-hibur kayak apa juga wong takut ya takut aja lah. Rasa takut itu kan tidak bisa dibeli dengan uang....
Setelah gusiku mati rasa, mas dokter menekan gigiku untuk memastikan apakah aku masih merasakan sakit atau tidak.
Memang gak terasa sakit, cuma ya terasa ada yang menekan gigiku. Eeeeh....dokter ini malah menyodorkan alatnya kepadaku supaya aku mencoba menekan gigiku sendiri.
Waduuuuh....waduh...mas ....mboten mawon mas.....kulo pilih merem daripada harus melihat alat tsb.
Waktu aku merem, dokter itu sempet bilang, gak usah merem....melek aja jadi nanti kamu bisa melihat saat aku cabut gigimu.
Emoh....emoh...emoh...mas...aku ora wani...sumprit mas....!!!!!!

Saat tiba waktunya dokter mencabut gigiku, aku seakan merasakan gigiku diputer gitu. Nah disini aku sempet berontak. Kakiku gejol gejol ( apa ya bhs Indonesianya....? ).
Wis...pokokke heboh deh. Entah karena imaginasiku saja atau bagaimana aku koq merasakan sakit sedikit saat itu. Akhirnya aku diinjeksi lagi. Gak berapa lama dokter beraksi lagi. Kali ini aku merem rapet sambil tanganku mencengkeram kursi dan kedua jempol kakiku macek.
Gak sampai 5 menit dokter sudah berhasil mencabut gigiku.
Asli aku gak merasakan apa apa saat gigiku dicabut.

Aku merasa "gilo" dan bergidik saat dokter menyerahkan gigiku kepadaku dan menerangkan bahwa bagian ini lho yang crack.
Aneh ya lihat gigi sendiri koq "gilo"...?. Gimana gak gilo wong ada akarnya gitu.....
Sampai sekarang kalau aku ingat hari eksekusiku aku suka bergidik lho.
Walaupun cabut gigi itu tidak sakit, aku berharap ini yang pertama dan terakhir kalinya aku berurusan dengan dentist.
Selama ini aku merasa beruntung sekali, karena sampai umurku jebrot begini aku belum pernah merasakan sakit gigi, eh ternyata aku harus merasakannya juga.

Sekarang laguku ganti dong......
Daripada cabut gigi lebih baik aku angkat besi.....biar jadi sexy.....
Rela....rela...rela...aku jadi sexy....rela...rela...rela aku jadi sexy.
Hihihihihhiih...sexy kan bukan berarti buka bukaan lho...sexy kan bukan berarti porno lho....sexy kan bukan berarti vulgar lho......
*nyanyilagiah*

Oh iyah....sekarang aku sudah lega banget deh....beban pikiranku sudah hilang bersamaan dengan hilangnya gigiku.
Walau aku ompong......aku tetap manis koq. *gubraaaak*jedeeerrrr*pletaaaak.....*!!!!!!.

8 comments:

Hany said...

C'est vrai! Biar ompong tetep manis! Hihihihihi....

--Hany

Lia said...

wes penak to jeng mari dicabut, gal loro meneh kaan...asyiik asyik sakit gigiku hilang, tidurku jadi tenang...

Trie Mayor said...

Hany : Manis = kucing kan...? Meaw...meaw....hihihihihi.

Trie Mayor said...

Lia : Mmg penak jeng Lia, aku bobo iso pules lan maem iso enak. Tapi nek inget ttg cabut gigi aku sll bergidik. Serem dan ngeriiiii...

coba-coba said...

sip sip.. lancarrr.. semoga bisa berhahahihi lagi yaaa dengan tenang.. hohoho apa seeeeh... ;)

Trie Mayor said...

Gita : Alhamdulillah Git....walau jantungku harus gedumbrangan gak menentu. Ah....yg namanya takut kadang mmmg bikin susah diri sendiri.
Wah...dari dulu sudah siap berhahahahaha...hihihihhihi....hohhohoho...
Lho waktu kita ngumpul itu kan daku sakit gigi tapi ketawa mah tetap aja ngakak ya Git...?

Ellen Widyasari said...

ompong-ompong bahagia..ompong-ompong ceriaaaa *garink mode*

Trie Mayor said...

Ellen : Hihihihihihihihhi....apaan coba...? Kalau gak ceria tambah kelihatan seperti nini2 habis ompong sih Len...