Tuesday, January 16, 2007

Selamat jalan Bude....

Hari Sabtu pagi tgl 13 Januari 2007, saat aku masih di Kuala Lumpur diantara nyawaku yang belum ngumpul, maklum aku belum 100% terbangun dari tidurku aku dikejutkan oleh bunyi suara SMS.
Dengan masih ngantuk-ngantuk aku baca tampilan yang ada di layar HP-ku. Dari mbak Is, kakakku yang di Semarang. Isinya singkat dan padat : " Saat ini aku dalam perjalananan ke rumah bude. Bude dalam keadaan kritis "

Deeeggg.....hatiku berdebar kaget !. Badanku langsung lemas. Budeku ini adalah kakak dari almarhumah ibuku. Diatasnya almarhumah ibuku persis. Dari pihak ibuku, hanya tinggal 2 bude yang masih tersisa.
Dan budeku ini adalah satu-satunya bude yang mempunyai kelebihan kasih sayang kepada aku dan saudara-saudara kandungku.
Semua bude-budeku juga sayang sama aku dan sauda-saudaraku, tapi kami setuju kalau budeku ini adalah satu-satunya bude yang paling sayang dan paling mencintai kami.
Intinya budeku mempunyai kasih sayang, perhatian dan cinta yang berlebih kepadaku dan saudara-saudara kandungku.

Kalau aku datang berkunjung atau aku ketemu beliau, belum pernah budeku ini tidak menangis. Pasti bude akan menangis. Dengan suaranya yang halus dan lembut, bude pasti akan bicara : " Oalah...nduk...nduk....sliramu wis omah-omah ngene koq ibumu ora menangi yo nduk...? Mungguh senenge ibumu nek ibumu iso pirso kabeh dho pating jlager gede-gede".
Maka biasanya runtuhlah airmatanya kalau sudah bicara seperti itu. Secara budeku sangat dekat sekali hubungannya dengan almarhumah ibuku, jadi aku bisa mengerti setiap budeku melihat anak-anak almarhumah adiknya pasti dia akan menangis.

Hari Sabtu itu aku paksakan diri untuk keluar jalan-jalan ke KLCC, sepanjang jalan Raja dan juga Masjid India. Hatiku gak bisa 100% enjoy, sebentar-sebentar aku melihat HP-ku, takut ada SMS masuk dan aku tidak mendengarnya.
Saat aku makan siang di warung Padang " GARUDA" di Jalan Masjid India, hatiku sudah gak karu-karuan. Setelah suapan terakhir, kira-kira jam 14:45 waktu Malaysia aku telpon mbak Is.

Aku : "Mbak Is, piye bude ?"
Mbak Is : " Lho...opo durung ngerti, aku kan mau wis kirim sms "
Aku : " Sms opo...? Dari tadi gak ono sms masuk soko mbak Is koq !"
Mbak Is : " Aku wis kirim mau....bude wis sedho jam 12:45 WIB !"
Aku : Huh....*langsungnangis*

Aku jengkel banget kenapa sms dari mbak Is gak masuk. Saat aku di KL aku memang pakai local number, aku beli di KLIA. Aku pakai CELCOM.
Apa Celcom gak bagus ya...?. Aku langsung telpon sepupu-sepupuku, anak-anaknya budeku ini. Aku sudah tegarkan diri aku gak mau nangis, pertama aku malu karena saat itu aku sedang di warung Padang yang kebetulan lagi banyak orang.
Pertama aku telpon mbak In, usianya 1 tahun diatasku.

Aku : Mbak In, aku ikut berduka cita....
Mbak In : Diiiik....bude....diiiik....bude.....bude wis ora ono ( sambil nangis kejer )
Aku : *gakbisa ngomong* pecah lagi tangisku...kali ini lebih keras dari yang pertama.

Terus telpon di oper ke mas Joko ( anaknya bude yang pertama )
Aku : Mas..... ( aku sudah gak bisa ngomong ) *pecah lagi tangisku*
Mas Joko : Sampun dik....ampun nangis, sing ikhlas nggih dik. Nyuwun pangapunten menawi bude kagungan lepat nggih.

Aku benar-benar gak malu, hampir semua orang yang ada di warung itu melihatku. EGP ah....mana mereka tahu kalau aku sedang sedih kehilangan budeku ? Iya kan ?. Nangis mah nangis aja wong sedih koq.

Aku jadi ingat pertemuan terakhirku dengan budeku, yaitu lebaran tahun 2006. Hari pertama lebaran yaitu hari Selasa tgl 24 Oktober 2006, setibaku di airport Adi Sucipto aku langsung menuju rumah budeku.
Saat itu bude sebenarnya sudah sakit malah sudah berkali-kali keluar masuk RS. Berhubung keponakan-keponakannya datang, bude berusaha sehat dan ngobrol dengan kami.
Kedatanganku ke rumah bude lebaran itu memang special untuk membayar utangku pada bude. Aku utang janji sama bude.
Selama ini kalau lebaran aku selalu ngendon di Jakarta atau kadang di Bandung.

Aku masih ingat waktu bulan April 2006, mbak Is sms aku. Mbak Is bilang bahwa dia sedang di rumah bude nengok bude yang sakit.
Seketika itu juga aku langsung telpon mbak Is dan ngobrol dengan bude. Seperti biasa budeku pun nangis.

Bude : Nduk....kapan sliramu kondur ndeso nduk...tilik budemu...?"
Aku : "Inggih bude mbenjang lebaran nggih bude, Insya Allah kulo tak mantuk"
Bude : " Bodho ( lebaran ) nduk...?"
Aku : "Inggih bude"
Bude : " Jik suwi men tho nduk....jik 6 wulan!"

Nah....percakapanku dengan bude lewat telpon itu selalu membayangiku dan merupakan utang yang harus aku bayar. Makanya lebaran kemarin aku berlebaran di Jawa Tengah. Aku tidak mau mengecewakan budeku.
Gak tahu saat itu koq bisa-bisanya aku bilang ke mbak Enny ( mbakku yang di Bandung ) begini : " Mbak....kita lebaran mulih niliki bude yoook.....mumpung bude tesih sugeng, jangan sampai kita nanti menyesal mbak !"

Eh...ternyata betul. Lebaran kemarin adalah pertemuan terakhirku dengan budeku. Ada cerita yang sampai sekarang kalau aku mengingatnya aku jadi sedih.
Waktu lebaran kemarin, aku ninggali sedikit uang untuk bude. Ternyata uang tsb tidak sepenuhnya digunakan untuk berobat. Sepulang dari RS bude minta dianter ke toko emas karena dia ingin beli cincin untuk kenang-kenangan.
Bude tidak bisa turun dari mobil yang membawanya, jadi pegawai toko emas tsb yang membawa beberapa cincin ke dalam mobil dimana budeku menunggu.

Sesaat setelah bude membeli cincin, bude bicara kepada sepupu-sepupuku bahwa walau dia tidak punya uang sekalipun, dia tidak akan pernah menjual cincin tsb. Bude bilang : " Nganti pegat umurku, aku ora arep ngedol cincin iki. Cincin iki tanda mata soko keponakanku ".

Oh ya...SMS yang mbak Is kirim hari Sabtu tgl 13 Januari 2007, jam 13:01 WIB yang mengabarkan kalau bude sudah meninggal dunia akhirnya masuk ke Hp-ku hari Minggu tgl 14 Januari 2007 jam 02:15-an dini hari. Setelah itu berturut turut masuk sms-sms yang lain. Ada yang kirim hari Sabtu jam 09:38 WIB, ada yang kirim hari Sabtu jam 12:15 dst. Tapi semua masuknya hari Minggu dini hari. Gileeeee.....banget.
Sebelumnya saudara-saudaraku juga bilang bahwa mereka kesulitan untuk mengirim sms ke no Celcom-ku. Kata mereka gagal maning...gagal maning...!!!!!
Kalau lain kali aku ke Malaysia, aku KAPOK deh gak akan pakai CELCOM lagi.
Aku bener-bener gondok, padahal itu berita penting koq gak bisa sampai saat itu juga ? Padahal inbox-ku ya gak penuh ?

Selamat jalan budeku tercinta.........Aku akan selalu mengenang kebaikan dan kebeningan hatimu. Aku akan selalu mengenang ketulusan kasih sayangmu. Terima kasih bude sudah mengisi hatiku yang haus akan kasih sayang ibu....

1 comment:

Hany said...

Jeng Trie, nderek belosungkowo nggih Jeng. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu sabar dan tabah.

--Hany
http://bintangmatahari.blogsome.com/